PALANGKARAYA, Kalimantan Tengah- Pusat penyelamatan di Kalimantan mencoba memutuskan apa yang harus dilakukan dengan orangutan albino yang jenisnya dapat mengancam populasi lokal, jika hewan tersebut dilepaskan ke alam bebas.
Warga desa Tenggirang di Kalimantan Tengah menemukan makhluk itu dalam keadaan lemas minggu lalu setelah keluar dari hutan perlindungan.Hutan Kalimantan yang saat ini sudah mulai habis disebabkan sektor perkebunan kelapa sawit dan tambang batu bara. Perusahaan umumnya melakukan apa yang mereka inginkan tanpa adanya pengawasan dari pemerintah, kalaupun diawasi juga masih dalam level yang sangat buruk.
Orangutan Albino/Putih yang ditemukan berjenis kelamin Perempuan, diperkirakan berusia sekitar lima tahun. Warga berniat menyimpannya sebagai hewan peliharaan namun Yayasan Orangutan Survival Borneo ingin merekalah yang menangangi Orangutan Putih tersebut.
Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) terdaftar sebagai Hewan yang Terancam Punah dalam Daftar IUCN. Begitu juga orangutan sumatera (pongo abelii).
Memelihara primata atau jenis Orangutan sudah menjadi hal biasa di kalangan masyrakat Kalimantan Meskipun hal itu merupakan tindakan ilegal. Cenderung pemiliknya merupakan tokoh masyarakat seperti polisi, tentara dan juga politisi, karena dengan begitu mereka dapat lolos dari sangsi Hukum.
Orangutan albino setelah penyelamatannya. Hanya sekitar 50.000 orangutan Borneo yang diperkirakan masih bertahan.
Hidup sebagai hewan peliharaan bisa merampas kebebasannya dan juga melupakan dari kemampuan bertahan hidupnya itu sendiri.
Orangutan Putih/Albino ini diperkirankan dapat tinggal seminggu lagi, setelah pulih maka akan dikembalikan lagi ke alam bebas.
Tapi Jamartin Sihite, CEO BOSF, Masih kawatir : Apakah pelepasan Orangutan albino membahayakan atau tidak bagi genis orangutan lainnya karena beda genetik.
"Saya sudah bekerja di Kalimantan selama 25 tahun - ini adalah pertama kalinya saya melihat orangutan albino," kata Sihite.
"Bukan hal yang aneh - albinoisme bukanlah penyakit." Tambahnya lagi.
Sumber : Mongabay.
Warga desa Tenggirang di Kalimantan Tengah menemukan makhluk itu dalam keadaan lemas minggu lalu setelah keluar dari hutan perlindungan.Hutan Kalimantan yang saat ini sudah mulai habis disebabkan sektor perkebunan kelapa sawit dan tambang batu bara. Perusahaan umumnya melakukan apa yang mereka inginkan tanpa adanya pengawasan dari pemerintah, kalaupun diawasi juga masih dalam level yang sangat buruk.
Orangutan Albino/Putih yang ditemukan berjenis kelamin Perempuan, diperkirakan berusia sekitar lima tahun. Warga berniat menyimpannya sebagai hewan peliharaan namun Yayasan Orangutan Survival Borneo ingin merekalah yang menangangi Orangutan Putih tersebut.
Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) terdaftar sebagai Hewan yang Terancam Punah dalam Daftar IUCN. Begitu juga orangutan sumatera (pongo abelii).
Memelihara primata atau jenis Orangutan sudah menjadi hal biasa di kalangan masyrakat Kalimantan Meskipun hal itu merupakan tindakan ilegal. Cenderung pemiliknya merupakan tokoh masyarakat seperti polisi, tentara dan juga politisi, karena dengan begitu mereka dapat lolos dari sangsi Hukum.
Orangutan albino setelah penyelamatannya. Hanya sekitar 50.000 orangutan Borneo yang diperkirakan masih bertahan.
Hidup sebagai hewan peliharaan bisa merampas kebebasannya dan juga melupakan dari kemampuan bertahan hidupnya itu sendiri.
Orangutan Putih/Albino ini diperkirankan dapat tinggal seminggu lagi, setelah pulih maka akan dikembalikan lagi ke alam bebas.
Tapi Jamartin Sihite, CEO BOSF, Masih kawatir : Apakah pelepasan Orangutan albino membahayakan atau tidak bagi genis orangutan lainnya karena beda genetik.
"Saya sudah bekerja di Kalimantan selama 25 tahun - ini adalah pertama kalinya saya melihat orangutan albino," kata Sihite.
"Bukan hal yang aneh - albinoisme bukanlah penyakit." Tambahnya lagi.
Sumber : Mongabay.
Post a Comment
Silahkan bekomentar jika ada kritik dan saran.